iframe>
mixpod: April 2011

Minggu, 17 April 2011

#~ TLAH BERAKHIR KISAH KITA~#

Betapa perihnya aku
Kau putuskan tali kasih kita
Yang tlah kita bina
Menuju bahagia
Namun....
Hancur smua karna egomu

Betapa ku terluka
Dengan sikapmu yang tak bijaksana
Juga janji-janji palsu bertahtakan dusta
Kini....
Tlah berakhir kisah kita
Menyimpan kepahitan sepihak
Darimu......

Kusyukuri smua ini
Betapa Tuhan tlah tunjukan siapa sesungguhnya dirimu
Sebelum ku terjatuh dalam pelukm

‎** BAIK-BAIK SAYANG **

Disini!
Ku tak berhenti mendoakanmu
Agar dirimu Baik slalu
Dilimpahkan kesabaran
Dilimpahkan ketegaran
Dilimpahkan rezeki
Dilimpahkan kesehatan
Senantiasa dalam naungan kebahagiaan

Walau kini ada riNdu
Kusimpan saja dihati
mungkin kamu pun merasakannya
Karna ku tau
Kamu pun menyayangiku

Baik-baik sayang
Jagalah kesehatanmu
Jagalah kondisimu
Ku tak ingin mendengarmu sakit!
Ada sedih dan gundah bila kamu tak baik

Baik-baik sayang
Tetaplah tersenyum
Tetaplah ceria
Tetaplah tegar
Tetaplah sabar
Bahwa smua kesulitan
Bahwa smua kesakitan
Bahwa smua kepedihan
Akan sirna
Akan berubah
Karna tak ada sesuatu yang abadi
yakinlah sayang!
Allah akan membalas lelahmu
Allah akan membalas kebaikanmu
Bila saatnya tlah tiba
Akan kamu teguk kebahagiaan itu

Baik-baik sayang
istirahatlah dengan tenang
smoga mimpi indah
Dan esok smoga mampu kita bersua kembali
ku ucapkan!
Have a nice dream ya! ^_^
smoga tidurmu terjaga
Dan lelahpun sirna

‎** AKU YANG MENCINTAIMU**

Dengarlah kasih
Kumasih menyimpan rasa padamu
Dari dulu hingga sekarang
Aku tetap mencintaimu
Namun....
Kulihat realita
Kita tlah berbeda
Tlah meniti jalan hidup kita masing-masing

Taukah engkau sayang
Aku terasa melayang
Jiwa dan cintaku seolah terbang bersamamu
Tatkala kita dipertemukan
Setelah sekian lama tanpa kabar
Setelah sekian lama tanpa berita

Ketika hatiku bermesra dengan cinta
Yang masih tumbuh dihatiku
Seketika....
Kakiku lunglai!
Mataku berkaca-kaca
Hatiku rapuh dan remuk
Bahwa kita tak seperti dulu lagi
Aku tlah ada yang memiliki
Kamu tlah ada yang memiliki
Inikah yang dimaksud cinta tak harus memiliki itu?

Kasih...
Mengapa dulu kau pergi tanpa pamit?
Kuberusaha mencari jejakmu
Suatu saat pasti kamu kan mengerti
Siapa yang lebih mencintai
Jujur....
Aku tak bisa berhenti memikirkanmu
Kau yang ku inginkan
Meski ku tlah dengan yang lain
Meski kau tlah dengan yang lain
Ku kan slalu menunggu
Bila bahagia itu memihaku

Tuhan....
Jika boleh kumemilih
Satukan aku denganya
Betapa ku amat sangat mencintainya
Namun...
Jika itupun Engkau ridhai
Dan baik bagiku juga baginya

Tapi ya Allah...
Jika Tumbuhnya cinta ini adalah godaan
Ku berliNdung padamu
Ku tak ingin terjerat pada cinta yang Mengundang Murka-Mu

ami

Sabtu, 02 April 2011

ASMA UL'HUSNAH

Allah Maha Melihat (Bashor)
PenglihatanNya bisa menembus langit
dan bumi.
“Dialah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa:
Kemudian Dia bersemayam di
atas ´arsy Dia mengetahui apa
yang masuk ke dalam bumi dan
apa yang keluar daripadanya dan
apa yang turun dari langit dan
apa yang naik kepada-Nya. Dan
Dia bersama kamu di mama saja
kamu berada. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu
kerjakan.” [Al Hadiid 4]
Dia bisa melihat semut hitam yang
berjalan di atas batu hitam di langit
yang kelam.
Tak ada selembar daun pun yang jatuh
ke bumi tanpa Allah melihatnya. Tidak
pula daun kering atau basah kecuali
Allah melihatnya.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-
kunci semua yang ghaib; tidak
ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui
apa yang di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun
pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak
jatuh sebutir biji-pun dalam
kegelapan bumi, dan tidak
sesuatu yang basah atau yang
kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)
” [Al An’aam 59]
Allah bisa melihat meski itu hanya
sebesar dzarrah.
(Luqman berkata): “Hai anakku,
sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit
atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.” [Luqman 16]
Ini beda dengan manusia yang
penglihatannya terbatas. Bahkan pada
umur 70 tahun ke atas, pandangan
manusia rabun bahkan ada yang buta
karena katarak atau penyakit mata
lainnya.
Pandangan manusia pun terbatas.
Manusia tidak bisa melihat tengkuknya
sendiri.
Ada yang pernah melihat tengkuknya
sendiri?
Manusia juga tidak bisa melihat
jantungnya sendiri.
Saat meleng atau pun tidur, manusia
tidak dapat melihat. Sementara Allah
selalu Melihat kapan saja dan di mana
saja.
Benda yang jauh pun manusia tidak
bisa melihatnya.
Padahal pandangan Allah meliputi
bumi hingga langit ke 7.
“Sesungguhnya Allah mengetahui
apa yang ghaib di langit dan
bumi. Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.” [Al
Hujuraat 18]
Subhanallah.
Allah Maha Melihat!
Karena itu jika kita ingin berbuat jahat
seperti korupsi, mencuri, mencopet,
dan sebagainya, ingatlah: meski tidak
ada orang yang tahu, tapi Allah
melihat perbuatan kita. Begitu pula
malaikat Roqib dan ‘Atid yang ada di
sisi kanan dan kiri kita mencatat
perbuatan kita. Kelak perbuatan kita
akan dibalas oleh Allah SWT.
“…Dan tidak ada seorangpun

Ingatkan aku

Ingatkan aku pada satu masa...
Dimana hatiku mulai terluka...

Ingatkan aku pada satu rasa...
Dimana semua nampak nyata...

Namun...
Dapatkah aku tetap bertahan...
Menanti bulir pelangi yang memudar...
Atau puisi yang terbakar...

Aku mulai terhempas kawan...
Kau menabur pualam dalam harap....
Kau menabur bualan dalam kesempatan....

Ku mulai tak paham...
Mengapa kau menikam dalam...
Menyebarkan apa yang aku percaya....
Lalu membuatnya buruk di hadapan semata....

Ingatkan aku tentang hari ini...
Dimana mulai kau khianati......

Ingatkan aku tentang saat mimpi...
Terasa asing di dalam buih...

terpenjara masa

aku terpenjara masa...
waktu yang mengekang ragaku...

membuat ku semakin lama semakin mati...
dalam dekapan dosa yang menaungi...
hingga rantai kaki mencekik leher...

aku terpenjara masa...
masa yang hilang dalam genggaman...

hingga aku tidak dapat menyentuh semua rasa...
dan aku mulai mati dalam kehampaan...

aku terpenjara masa...
kenangan yang melekat erat di pundak ku...

kini memudar dalam dekapan perawan rindu...
bidadari membiru pelam kelabu...
memar meredam palsu semu...

aku terpenjara masa...
jiwa yang ingin terlepas terasa usang dalam keinginan...
terpatahkan dalam sunyi yang mencekam...

aku terpenjara masa...
birunya kini memekat lekat...
laut terasa asing dalam berjuang...

aku terpenjara masa...
hanya menunggu surat kuasa...
kapan sayap-sayap hitam akan turun berterbangan..

NASEHAT IMAM AL GHOZALI

1. APA YANG PALING DEKAT

Yang paling dekat dengan manusia adalah “Al-maut” kematian.

Firman Allah :

‘

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

„

“ Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

Untuk itu penulis kitab “Ihya’ Ulumudin” memberikan nasehat kepada para murid-muridnya untuk selalu mempersiapkan waktu yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita. Kita harus selalu mempunyai bekal untuk menghadapi al-maut yang datangnya tidak akan kita sangka dan kita duga, akan tetapi tanda-tanda tersebut seringkali telah ada pada diri kita. Apa misalnya ?

a. Tubuh yang tadinya kuat, kekar, tegap, sekarang menjadi lemah, renta.

b. Daya ingat kita yang tadinya mampu mengingat-ingat hal-hal yang serumit apapun, sekarang sudah menjadi mudah lupa atau bahkan menjadi pikun.

c. Rambut kita yang tadinya hitam pekat, tanpa terasa sudah menjadi putih.

Jangan sampai tatkala al-maut menjemput kita belum siap bahkan kita berkata :

“Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?”

Dan sebaik-baiknya bekal adalah “taqwa”.

“Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.

2. APA YANG PALING JAUH

Yang paling jauh bagi manusia adalah “Masa lalu”

Waktu yang telah lalu tidak dapat kita ulangi, sedetik sekalipun tidak akan dapat kita untuk mengulanginya, meskipun dengan menggunakan teknologi secanggih apapun, kecuali orang Indonesia ……….. dalam sinetron “lorong waktu”.

Untuk itu Syaikh Al-Hujjah memberikan nasehat kepada murid-murid beliau untuk selalu memperhatikan waktu.

Penulis kitab “Ar-Risalah” Imam As-Syafi’I pernah berkata : “Cukuplah kiranya Allah SWT. menurunkan satu surat saja yaitu Al-‘Asyr”.

Beliau menjelaskan betapa pentingnya waktu bagi ummat Islam, bahkan Allah SWT. dalam surat tersebut bersumpah dengan waktu (Wal ‘asyr, demi waktu). Dan Allah menegaskan manusia itu akan sangat merugi apabila tidak dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya, kecuali orang-orang yang menggunakan waktunya untuk selalu beriman kepada Allah, dan selalu memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat. Dalam Islam orang yang paling baik adalah yang banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat (“Khoirunnas an fa’uhum linnas”), baik kontribusi berupa harta, pemikiran, tenaga atau apapun yang kita miliki demi kemaslahatan manusia.

Rasulullah SAW., bersabda :

“Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, rugilah ia”.

Hadits ini memberikan motivasi kepada kita, bahwa seorang muslim yang amalnya sama dengan hari kemarin, akan tetapi selalu dan selalu memperbaiki dan meningkatkan amal kita pada hari ini.

Rasulullah SAW., bersabda :

a. Khoirunnas, man thola ‘umruhu wakhoiruhu ‘amaluhu

Sebaik-baiknya manusia adalah yang umurnya panjang dan amalnya pun baik (khoir).

b. Wa syarrunnas, man thola ‘umruhu wasyarru ‘amaluhu

Dan seburuk-buruknya manusia adalah yang amalnya buruk (syarr).

Semoga kita mampu menggunakan sisa usia atau waktu yang Allah berikan kepada kita untuk selalu kita isi dengan segala perbuatan kebajikan, karena kebajikan yang kita perbuat akan mampu menghapus dosa-dosa atau keburukan-keburukan yang telah kita lakukan baik yang kita sengaja ataupun yang tidak kita sengaja selain dari menyekutukan Allah.

Firman Allah :

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”

3. APA YANG PALING BESAR

Yang paling besar menurut Imam Al-Ghazali adalah “Hawa Nafsu”.

Rasulullah SAW., bersabda :

“La yu’minu ahadukum hatta yakuna hawahu taba’an lima ji’tubih, (tidak sempurna iman seseorang diantara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang telah aku sampaikan”.

Jadi, indikasi kesempurnaan iman seseorang diantara kita adalah tatkala kita selalu mendahulukan hal-hal yang telah Rasul ajarkan, baik mengenai aqidah, ibadah, ataupun muamalah.

Umar al-faruq berkata : “lautan itu ada empat. Pertama, hawa nafsu adalah lautan dosa. Kedua, nafsu adalah lautan syahwat. Ketiga, kematian adalah lautan umur. Keempat, kubur adalah lautan penyesalan”.

Di sini Umar al-faruq menjelaskan dengan gamblang, bahwa orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya sudah jelas akan masuk ke dalam lautan dosa.

Kita berdoa kepada Allah, semoga ibadah shaum yang kita lakukan mampu menjadi al-junnah, perisai terhadap hawa nafsu yang merupakan lautan dosa.

4. APA YANG PALING BERAT

Yang paling berat bagi manusia menurut tokoh sufi ini adalah “Amanah”

Allah berfirman :

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,

Kadang-kadang kita mudah sekali menyepelekan amanah yang telah diberikan Allah SWT. kepada kita. Seperti yang Allah firmankan :

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Belum lagi amanah-amanah yang lain, yang seringkali kita lalaikan, terutama adalah amanah “Iman dan Islam” yang telah Allah anugerahkan kepada kita.

Kita berlindung kepada Allah dari sifat-sifat orang munafiqun, apabila diberi amanah mereka menghianatinya dengan tanpa ada rasa penyesalan.

Ada seseorang menitipkan salam kepada kita untuk disampaikan kepada orang lain, itu adalah amanah dan mesti kita tunaikan dengan sebaik-baiknya. Kecuali amanahnya berat, misal (kita sedang musafir) : tolong sampaikan salam untuk saudara-saudara kita yang ada di Jakarta. Kita meski menolaknya, kan tidak mungkin setiap kita bertemu dengan sesama muslim kita katakan “Anda dapat salam dari si fulan”. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyampaikan amanah tersebut. Ini hanya sebuah ilustrasi, akan tetapi kalau kita cermati. Hal seperti ini sudah menjadi lumrah di masyarakat, padahal konsekuensi dari amanah tersebut sangat berat.

5. APA YANG PALING RINGAN

Yang paling ringan adalah “Meninggalkan Shalat”

As-Syaikh Imam Al-Ghazali, memberikan nasehat yang berharga kepada kita, bahwa yang paling ringan yang sering dilakukan oleh orang muslim adalah meninggalkan shalat. Ini seperti yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW :

“Satu persatu ikatan Islam akan terlepas, yang pertama kali terlepas adalah ikatan pemerintahan Islam (kekhalifahan), dan ikatan yang terakhir lepas adalah perkara shalat.”

Allah berfirman :

“ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,…”

Allah akan memasukkan ke dalam neraka-Nya yaitu neraka Wail kepada orang yang shalat tetapi ia tetap lalai dalam kesempurnaannya.

Kita berlindung kepada Allah dari sifat-sifat orang munafiq, yang Allah abadikan dalam Surat Nisa ayat 142 :

“…dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

Kitapun berlindung kepada Allah dari sifat yang disinyalir oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya :

“Man tarokash sholatan’amdan faqod kafaro jiharo”

“Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka sesungguhnya ia telah kafir yag sesungguhnya.”

Mari kita berdo’a kepada Allah semoga qiyam yang kita lakukan selama Ramadhan 1427 H didasari oleh rasa “imanan wahtisaban” dengan penuh keimanan dan mengharap keridhoan Allah, ganjarannya adalah akan dihapuskannya dosa-dosa kita. Aminn.

6. APA YANG PALING TAJAM

Yang paling tajam menurut Syaikhul Hujjah Imam Al-Ghzali adalah “Al-Lisan lidah”

Memang lidah tidak bertulang, demikian peribahasa menyebutkan, akan tetapi dampak dari lisan atau lidah sangatlah besar. Luka akibat sayatan pedang dapat sembuh dengan cepat, luka akibat ucapan yang menyakitkan sangatlah sulit dan lama untuk disembuhkan.

Pada zaman Rasulullah ada seorang wanita yang meninggal, kemudian Rasulullah bersabda :”Hiya ahlun naar.” Dia penghuni neraka. Para sahabat bingung dan kaget, karena selama hidupnya wanita tersebut sangat terkenal wanita yang ‘abid, taat beribadah. Tetapi mengapa Rasulullah mengatakannya dia ahlun neraka. Setelah diselidiki, ternyata selama hidupnya wanita yang ‘abid tersebut tidak dapat menjaga lisannya, sehingga para tetangganya sering tersakiti oleh tutur katanya.

Benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :

“2 hal yang akan menjerumuskan manusia ke dalam neraka.”

Salah satunya adalah diantara 2 bibirnya, yaitu lidahnya.

Kita memohon perlindungan kepada Allah dari segala tutur kata atau ucapan yang tidak berguna, yang dengannya ibadah shaum kita menjadi tiada bernilai di sisi Allah. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :

“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga.”

Wallahu a’lam bish showab

NASEHAT IMAM AL GHOZIALI

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Al Ghozali bertanya, pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya.
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185).

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Iimam
Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah
SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "MENINGGALKAN SHOLAT".
Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.

Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendir

Jangan lewatkan pesan blog ini!

Jangan lewatkan pesan blog ini!